PALANGKA RAYA – Insiden tewasnya seorang pengemudi ojek online (ojol) akibat ditabrak oleh mobil Rantis Brimob Polri saat aksi demonstrasi di Jakarta menuai kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk dari Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Kalimantan Tengah. HMI Kalteng menilai tragedi ini sebagai bukti kegagalan Polri dalam bersikap humanis dan menunjukkan arogansi aparat.
Tirta Yoga Panuntun, Kepala Bidang Eksternal Badko HMI Kalteng, dalam keterangannya menyatakan bahwa tindakan aparat kepolisian tersebut sangat brutal.
“Kami mengecam keras tindakan brutal kepolisian yang telah menewaskan pengemudi ojol dalam aksi hari ini,” ucapnya.
Menurut Tirta, insiden ini mencerminkan kegagalan Kapolri dalam mengendalikan anggotanya.
Sebagai bentuk kekecewaan dan solidaritas terhadap korban, HMI Kalteng menuntut agar:
- Polisi yang terlibat dalam insiden tersebut segera ditangkap dan diadili.
- Keadilan penuh diberikan kepada keluarga korban.
- Dilakukan investigasi yang independen dan transparan terhadap kasus ini.
- Kapolri dicopot dari jabatannya karena dianggap gagal menertibkan anggotanya dan membiarkan budaya arogansi di tubuh Polri.
Tirta Yoga menegaskan bahwa HMI tidak akan tinggal diam melihat rakyat terus menjadi korban kekerasan aparat. Oleh karena itu, Badko HMI Kalteng berencana untuk menurunkan massa aksi di Polda Kalimantan Tengah sebagai wujud protes dan solidaritas terhadap korban.
“HMI tidak akan tinggal diam ketika rakyat terus menjadi korban kekerasan aparat. Kami akan segera menurunkan massa aksi di Polda Kalimantan Tengah sebagai bentuk kekecewaan dan solidaritas korban kekerasan kepolisian,” pungkasnya. (R1)