VOXMERDEKA.ID, PALANGKA RAYA — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palangka Raya menyampaikan keberatan atas keputusan Rektor dan Dewan Etik UIN Palangka Raya yang menjatuhkan sanksi berat terhadap sejumlah mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan orientasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Sanksi berat yang dijatuhkan berupa skorsing selama satu semester serta pencabutan beasiswa KIP Kuliah yang selama ini menjadi penopang keberlanjutan pendidikan mahasiswa bersangkutan.
Dalam keterangan resminya, Bendahara Umum HMI Cabang Palangka Raya, Rahmadi, menilai keputusan tersebut sangat memberatkan mahasiswa dan tidak sejalan dengan semangat pembinaan di lingkungan akademik.
“Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan orientasi sebenarnya sudah dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Baik panitia pelaksana maupun peserta kegiatan sudah saling memaafkan. Maka, seharusnya tidak perlu ada sanksi berat yang justru berpotensi menghambat masa depan mahasiswa,” tegas Rahmadi.
Ia menambahkan, kampus semestinya menjadi ruang edukasi yang mendidik, bukan semata-mata menghukum. Menurutnya, setiap kesalahan mahasiswa dapat dibicarakan dengan baik melalui mekanisme dialog, pembinaan, dan penyelesaian internal tanpa harus mengorbankan hak mahasiswa, terutama yang terkait dengan beasiswa.
“Kami sangat menyayangkan jika keputusan skorsing satu semester dan pencabutan beasiswa KIP Kuliah ini tetap dijalankan. Karena hal itu bukan hanya memberikan tekanan psikologis, tapi juga mengancam kelanjutan studi mahasiswa yang bersangkutan. Padahal, tujuan kegiatan orientasi adalah membangun kebersamaan dan pengenalan kampus, bukan untuk melahirkan perpecahan,” ujarnya.
Atas dasar itu, HMI Cabang Palangka Raya meminta agar pihak Rektor dan Dewan Etik UIN Palangka Raya mempertimbangkan kembali keputusan tersebut. HMI menegaskan pentingnya mencari solusi yang adil, bijak, dan tidak merugikan masa depan mahasiswa. (R1)